Selasa, 16 November 2010

Batu Karas, Pantai Kecil yang Selalu Ramah










Batu Karas



Deburan ombak terdengar sayup-sayup dari balik bukit itu. Tak lama setelah menuruni bukit yang mengungkung pemandangan ke arah pantai, tampak hamparan pasir berbentuk setengah lingkaran. Anak kecil berlarian sambil memegang papan selancar, hendak menyambut ombak yang menerjang. Saat itu, kita bisa tidak sabar untuk berlari ke arah pasir, ikut merasakan kelembutannya,  lalu bermain bersama buih-buih ombak. Pantai satu ini tampak tenang sekali. Dengan suasananya yang tidak ramai seperti pantai lainnya, kita bisa dibuat merasa seperti pemilik Batu Karas, pantai yang bersembunyi di balik bukit.

Jika hari baru saja dimulai di Batu Karas, maka matahari yang bersembunyi di balik bukit perlahan menapaki cakrawala, menyapa dengan hangat. Para pedagang mulai menyiapkan lapaknya, dan masyarakat setempat mulai sibuk melakukan aktivitas mereka, aktivitas keseharian yang takkan ditemui di kota besar. Batu Karas pagi hari begitu hangat, hangat oleh senyuman mentari dan senyuman para nelayan.

Para pengunjung yang telah menghabiskan malam tampak keluar dari hunian sementara mereka yang berderet di sepanjang jalan.  Mereka berjalan menuju pantai atau beberapa rumah makan yang tersedia di sekitar hotel. Rumah makan itu sederhana, berdinding kayu dan berhiaskan lampu-lampu rotan yang menggantung di atas meja makan. Biasanya, tempat itu dipenuhi oleh pengunjung yang bercengkerama dengan sosok-sosok berkulit cokelat matang dan berbadan kencang, khas anak pantai. Merekalah para beach boys yang dengan setia menyambut para pengunjung Batu Karas dengan keramahannya.

“Tamu adalah teman baru bagi kami. Pelanggan layaknya teman yang kami tunggu kedatangannya kemari,” demikian ujar salah seorang pemuda setempat, Ucing, yang mengaku mendapatkan banyak kenalan baru dari kalangan pengunjung Batu Karas.

Terletak di Kecamatan Cijulang, satu jam perjalanan dari Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Batu Karas menjadi tujuan para pengunjung yang ingin menikmati indahnya kehidupan pantai dengan harga yang terjangkau. Perjalanan ke sana bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi ataupun bus umum. 

Jika berangkat dari Jakarta menggunakan mobil pribadi, maka berkendaralah menuju Ciamis, lalu ikuti arah menuju Pangandaran. Setelah sampai di Pangandaran, ditandai dengan sebuah persimpangan besar, kita akan dengan mudah menemui petunjuk jalan menuju Batu Karas. Memang, sebagian besar pengunjung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai Batu Karas, hal ini tidak lain disebabkan oleh akses yang jauh dan minim akan kendaraan umum untuk sampai di lokasi pantai.

“Sebenarnya ada layanan travel dan ojek yang bisa mengantar ke sini(Batu Karas), tapi pengunjung selama ini kebanyakan datang menggunakan kendaraan pribadi, agar lebih mudah dan tidak mengeluarkan banyak biaya di transportasi,” ujar Leni, pemilik Pondok Teratai.

Jika hendak menggunakan bus umum, maka carilah bus umum tujuan Pangandaran atau bisa juga menggunakan bus kecil jurusan Cijulang. Setiba di Terminal Cijulang, satu-satunya alat transportasi umum menuju Batu Karas yang mudah ditemui adalah ojek. Namun, biaya untuk jasa ojek memang mahal, sekitar Rp50.000 untuk satu orang. Pandai-pandailah menawar karena salah seorang teman berbagi pengalamannya berhasil menawar hingga hanya membayar Rp15.000 untuk tarif ojek tersebut.

Batu Karas memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan pantai lainnya. Jika kita terbiasa dengan pantai berbentuk garis lurus, maka tidak dengan pantai satu ini. Batu Karas terletak di antara dua bukit yang mengurungnya, sehingga pantai tersebut berbentuk setengah lingkaran.  Pantai ini sering dianggap sebagai perpaduan antara obyek wisata Batu Hiu(salah satu obyek wisata yang berada di Kecamatan Cijulang) karena pantainya yang kaya akan tebing, dengan obyek wisata Pantai Pangandaran dengan hamparan pasir serta ombaknya yang indah.

Ombak di Batu Karas terkenal di kalangan para peselancar. Keberadaan tebing di sebelah kanan pantai, menciptakan jalur ombak yang panjang sehingga cocok untuk berselancar. Keberadaan tebing yang memecah ombak menciptakan lidah ombak yang menjulur linear sepanjang satu kilometer. Ombak di sana tidak terlalu ekstrim, keadaan inilah yang membuat para peselancar pemula juga menggemari Batu Karas sebagai tempat mengasah kemampuan berselancar. 

Tak heran jika kita bisa menyaksikan bocah-bocah seumuran anak sekolah dasar asyik menerjang ombak Batu Karas. Tapi bagi peselancar yang sudah mahir pun, ada waktu-waktu tertentu dimana ombak tinggi menjulang namun tetap menyediakan landasan panjang untuk meluncur di atasnya. Lidah ombak yang membentang di Batu Karas memberikan waktu cukup panjang untuk meliuk-liukkan papan selancar kita menari di atas ombak. Jangan khawatir terluka karena pasir di sana termasuk lembut dan takkan melukai jika kita terhempas oleh ombak yang pecah.

Selain itu, arus laut yang tidak langsung mengarah ke pantai menjadikan area Batu Karas aman untuk berenang sekaligus melakukan olahraga air lainnya seperti banana boat. Tarif yang dikenakan untuk bermain banana boat adalah sekitar Rp45.000 per orang. Bagi calon peselancar pemula yang ingin mempelajari olahraga berselancar dengan bimbingan pelatih, di pantai ini tersedia pelatihan berselancar(surf lesson) yang dikenakan biaya Rp150.000 per jam.

“Terkadang, kami tidak ragu untuk memberikan diskon kepada orang-orang yang sering datang. Tidak jarang harga per jam itu menjadi harga untuk seharian, begitu juga dengan penyewaan papan selancar,” ujar Dados, salah seorang warga setempat yang juga melatih selancar.

Biaya untuk sekadar  menyewa papan selancar tanpa bimbingan pelatih selancar sebesar Rp75.000. Selain itu, di pantai ini juga disediakan penyewaan ban untuk berenang. Biaya penyewaannya relatif murah, yaitu Rp5000-Rp10000, tergantung dari ukuran ban yang disewa.

Penginapan Terjangkau dan Nyaman
Di pantai yang panjangnya hanya sekitar 500 meter ini, terdapat tiga penginapan yang menawarkan harga disertai fasilitas yang bermacam-macam. Untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman tanpa dibatasi kapasitas kamar, maka Pondok Teratai adalah penginapan yang paling tepat. Terdapat dua jenis penginapan di Pondok Teratai, yaitu penginapan berbentuk cottage yang bisa menampung hingga 12 orang dengan tarif Rp250.000 per malam. Sedangkan untuk kamar, kapasitasnya  empat sampai enam orang dengan tarif Rp100.000. Pondok Teratai juga biasa digunakan untuk melangsungkan acara-acara pribadi ataupun institusi karena penginapan ini memiliki halaman yang cukup luas.

Menghabiskan waktu di beranda kamar sembari mendengarkan deburan ombak dan memandangi tenangnya air laut merupakan satu kenikmatan berlibur di pantai. Fasilitas ini yang coba dihadirkan Javacove Beach Hotel. Di hotel yang satu ini, kita bisa memilih empat kategori kamar dengan harga yang berbeda-beda. Mereka menyediakan kamar dengan kategori standar seharga Rp132.000 per malam, dengan kapasitas maksimal empat orang dan terletak di lantai bawah. Harga tersebut sudah termasuk minuman pagi, yaitu teh dan kopi. Di lantai atas, terdapat kamar jenis Tree View seharga Rp500.000 per malam dengan kapasitas maksimal dua orang. Harga tersebut sudah termasuk dengan sarapan untuk dua orang. 
Lalu, kamar dengan tarif paling tinggi adalah jenis Ocean View, yaitu seharga Rp700.000 per malam dengan kapasitas maksimal tiga orang, juga sudah termasuk dengan sarapan. Dari depan kamar berjenis Ocean View ini, kita dapat dengan jelas menikmati pemandangan pantai dan laut Batu Karas. Setiap jenis kamar di Javacove Hotel ini memiliki beranda masing-masing.

“Kami baru saja menyelesaikan renovasi di Javacove. Oleh karena itu, tarif kamar pun disesuaikan dan tentu saja kami meningkatkan pelayanan juga fasilitas demi kenyamanan pengunjung,” Jelas Nicky, warga Australia yang mendirikan Javacove Beach Hotel bersama suaminya, Paul.

Untuk kamar-kamar yang mendapatkan fasilitas sarapan, Javacove Hotel menyediakan tempat yang unik untuk menyantap makan pagi. Di halaman hotel ini terdapat mini bar, dan di seberangnya mereka menyediakan meja-meja makan berpayung putih yang membuat kita akan merasakan nikmatnya menyantap makan pagi di pinggir pantai yang ramah.

Terdapat satu penginapan yang terbilang baru di Pantai Batu Karas. Bonsai Hotel menawarkan kamar dengan tarif mulai dari Rp150.000 hingga Rp400.000 per malamnya. Untuk kamar dengan bertarif Rp150.000, tidak tersedia makan pagi, namun, kita bisa melobi petugas hotel untuk menambah kapasitas kamar, tentunya dengan menyewa extra bed dengan biaya tambahan. Sedangkan untuk kamar dengan tarif Rp400.000, sudah termasuk sarapan di restoran yang terletak di bagian depan hotel. Sayangnya, dari hotel ini kita tidak bisa langsung menikmati pemandangan pantai karena letaknya agak tertutup dan jauh dari bibir pantai.

Batu Karas memang terletak agak jauh dari tempat-tempat wisata lain di daerah Pangandaran dan Cijulang. Namun, bukan berarti kita tidak bisa menikmati area lain yang mampu menghibur hari di pantai tersebut. Jika kita berjalan berjalan kaki menyusuri bukit bagian kanan pantai ini, maka kita akan menemui tebing yang dikenal dengan nama Batununggul. Menikmati pagi atau sore merupakan sebuah kesenangan lebih di atas sana, karena kita dapat menyaksikan pemandangan yang lebih leluasa dari tebing dan menikmati kegiatan menyepi di area tersebut, juga udara yang lebih sejuk dibanding di pantai.

Rumah Makan Berkualitas Restoran
Di area Batu Karas yang tidak terlalu luas ini, kita tidak perlu khawatir memikirkan makan berat karena di sepanjang pantai ini terdapat tempat makan yang menawarkan sajian sea food bermutu tidak kalah dengan restoran sea food di kota. Berjalanlah menyusuri penginapan dan di ujung jalan kita dapat menemukan tiga tempat makan berdesain sederhana dengan papan menu yang penuh warna dan menarik perhatian.

Berbagai menu sea food seperti ikan bakar, udang goreng mentega, cumi, kepiting, hingga makanan ringan seperti pancake atau roti bakar dapat memuaskan rasa lapar setelah bermain seharian di laut. Suasana tempat makan ini juga menyenangkan mengingat letaknya yang berhadapan langsung dengan bibir pantai. Menu-menu yang disediakan juga variatif dengan harga yang tidak terlalu mahal, berkisar antara Rp20.000 hingga Rp40.000 untuk sea food, dan Rp8000-Rp15.000 untuk makanan ringan.

Sedikit berbagi tips mengenai perbekalan pergi ke Batu Karas. Sebaiknya membawa bekal uang tunai dengan jumlah yang sudah diperkirakan, karena hanya ATM dari BNI dan BRI yang tersedia di Terminal Cijulang, memakan kurang lebih 45 menit perjalanan menggunakan mobil dari Batu Karas. 

Selain itu, suasana Batu Karas akan berubah menjadi tempat yang terlalu ramai dan tidak nikmat ketika akhir minggu tiba. Warga sekitar dan pengunjung berbondong-bondong datang dan bermain di pantai itu. Maka, jika memiliki keinginan untuk menikmati sepinya Batu Karas dan indahnya pantai itu bagi kita sendiri, cobalah sekali waktu untuk memilih hari biasa(weekdays) untuk berkunjung ke sana. Bersiaplah untuk menyambut tenangnya kehidupan sementara di sana, hanya ditemani oleh suara ombak, angin, dan sapaan ramah warga setempat khas Batu Karas.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar